Hampir setiap 5 menit, truk dump melintas di ruas jalan tersebut, mengotori aspal disepanjang jalan yang dilaluinya dengan tanah urug yang diangkutnya. Tak ayal, debu pun berterbangan menebarkan polusi. Lebar badan jalan yang hanya sekitar 3 meter menjadi tidak proporsional dibandingkan dengan truk-truk besar yang melaju dengan kecepatan di atas 30 kpj. Hal tersebut berlangsung setiap hari dari jam 07.00 WIB - 17.00 WIB sehingga sangat mengganggu aktifitas warga dan para pengguna jalan.
Warga yang seharusnya mendapatkan kenyamanan dan keamanan saat melalui jalan tersebut kini harus was-was karena takut tertabrak atau terserempet truk dump. Saat jam berangkat dan pulang kerja, ruas jalan tersebut menjadi sangat rawan. Tingginya intensitas lalu-lintas, baik pemotor maupun pengendara mobil, pada jam-jam tersebut disebabkan karena pada ruas jalan penghubung desa tersebut terdapat beberapa perkantoran, industri, dan pemukiman penduduk.
Seorang ibu rumah tangga (A) mengaku was-was saat jam pulang kerja. Bahkan teman-temannya yang lain sering mengalami sesak nafas dan pilek di siang hari ketika aktifitas truk-truk dump tersebut berlangsung. "Ini disebabkan karena kotornya udara akibat debu yang beterbangan", tuturnya.
Senada dengan seorang pemilik warung, perempuan berinisial (W) juga mengeluh akibat barang dagangannya yang selalu kotor oleh debu. Ia harus rela menyirami jalan didepan warung dan rumahnya setiap 1 jam agar debu tidak beterbangan saat truk lewat. Beliau juga harus telaten menjaga makanan yang dijualnya agar tidak kotor akibat debu. Hal tersebut juga dialami oleh para pemilik warung dan rumah lainnya yang berada di sepanjang jalan tersebut. "Jangankan dump truk yang sedang membawa muatan pasir, yang tidak membawa muatan pun membuat debu berterbangan dijalanan," ujar salah seorang warga.
Oleh karena itu, warga memohon kepada pihak dan aparat terkait agar dapat menertibkan hal tersebut sebagaimana mestinya sehingga warga dapat kembali menikmati kanyamanan dan udara bersih tanpa polusi, seperti beberapa tahun lalu sebelum truk-truk besar berlalu lalang di ruas jalan tersebut.
Bagi warga sekitar, pemakaian masker bukan hanya karena masih berlangsungnya pandemi Covid-19 saja, tetapi juga untuk melindungi pernafasan dari polusi udara yang diakibatkan oleh lalu lalangnya dump truk di sepanjang ruas jalan tersebut.